Makalah Mata Kuliah
Manajemen Organisasi dan Koleksi Perpustakaan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa
ini telah mengubah perilaku pengguna dalam mencari informasi dan berdampak bagi
lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan perpustakaan. Disamping
itu, teknologi informasi telah menciptakan suatu rasa penting dan membuka
peluang baru untuk mengembangkan produk dan meningkatkan layanannya. Sebagai
lembaga yang bertugas menyimpan, mengolah, dan mendistribusikan informasi,
perpustakaan dituntut untuk memberikan layanan kepada penggunanya dengan
menyediakan informasi baik bentuk
tercetak maupun elektronik.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan evaluasi
koleksi yang terus menerus. Evaluasi adalah tahap akhir dalam suatu kegiatan
manajemen yang memiliki peran vital dalam menentukan berhasil atau tidaknya
sistem yang telah diterapkan. Oleh karena itu, evaluasi koleksi sangat penting
dalam suatu perpustakaan guna mengetahui kekuatan yang ditandai dengan
kedalaman, keluasan dan kelengkapan koleksi jurnal elektronik sekaligus untuk
mengetahui kelemahan jurnal elektronik yang dilanggan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi koleksi adalah
metode conspectus, yang merupakan salah satu dari metode untuk mengukur
koleksi buku secara kualitatif yang pertama kali disusun oleh RLG (Research
Libraries Group) pada tahun 1980, yang memberikan penilaian koleksi berdasarkan
area subjek.
PENGERTIAN CONSPECTUS
Metode conspectus belum terlalu dikenal baik oleh masyarakat
maupun di kalangan pustakawan di Indonesia. Metode ini lebih banyak berkembang
di Amerika Serikat, Inggris dan Canada. Conspectus RLG merupakan salah
satu standar yang diformat oleh Research Libraries Group (RLG) untuk
menilai intensitas koleksi, kekuatan dan kelemahan koleksi dari satu atau
beberapa perpustakaan. Metode ini dapat diterapkan baik di perpustakaan umum,
perpustakaan khusus maupun perpustakaan perguruan tinggi. Kode yang dibangun
oleh Research Libraries Group
dimaksudkan sebagai sarana atau alat untuk membandingkan intensitas koleksi
yang sifatnya standar dan ditujukan bagi
kegiatan pemanfaatan bersama koleksi antar beberapa perpustakaan.
CONSPECTUS SEBAGAI SEBUAH PENDEKATAN EVALUASI
KOLEKSI
Conspectus adalah seperangkat kode standar, alat,
survei yang digunakan untuk memberikan penilaian koleksi secara sistematis
(Powell, 1992). Metode conspectus dapat memberikan penilaian berdasarkan
subjek terhadap kekuatan koleksi perpustakaan. Pada masing-masing subjek,
perpustakaan menandai dengan kode alfanumerik yang mengindikasikan tingkat dan
bahasa koleksi yang ada. WLN Collection Assessment Manual 4th juga
menjelaskan lebih spesifik tentang karakteristik dan elemen dari conspectus:
1) Struktur
Struktur conspectus disusun secara hirarkis dimulai
dari pembagian divisi yang luas sampai pembagian subjek yang sangat spesifik.
Perpustakaan dapat menggunakan salah satu atau seluruh dari hirarki ini.
Struktur conspectus adalah sebagai berikut:
a. Divisi adalah hirarki yang paling pertama dari conspectus.
Terdapat 24 divisi yang tidak diatur berdasarkan skema klasifikasi
b. Kategori adalah pembagian lebih lanjut dari
divisi. Terdapat 500 penjabaran kategori yang diidentifikasi berdasarkan skema
klasifikasi Library of Congress (LC) maupun
Dewey.
c. Subjek adalah hirarki yang ketiga karenanya lebih
bersifat spesifik dan terdiri atas 4000 subjek.
2) Kode Standar
Conspectus menggunakan nilai tingkatan numerik untuk
memberikan gambaran mengenai Current Collection, Acquisition
Commitment, dan Collection Goal. Penilaian numerik menggunakan
indikator skala 0-5 di mana masing-masing level adalah kode standar yang
menjelaskan jenis aktivitas yang dapat didukung oleh aras koleksi (collection
level).
a. Acquisition Commitment (AC) menjelaskan tingkat
pertumbuhan koleksi. AC merefleksikan aras aktivitas aktual mengenai sejauh
mana koleksi berkembang, dan bukan aras yang direkomendasikan oleh kebijakan
pengembangan koleksi.
b. Collection Goal (CG) mengindikasikan kebutuhan
informasi aktual dan kebutuhan informasi
yang dapat diantisipasi berdasarkan misi, program, dam pengguna perpustakaan.
Indikator pada kegiatan ini merefleksikan penambahan atau penghapusan kurikulum
yang mendorong perubahan prioritas pengembangan koleksi pada perpustakaan.
c. Current Collection (CC) menggambarkan
kekuatan koleksi relative dalam suatu area subjek tertentu. Kekuatan koleksi
meliputi seluruh bahan literatur dalam berbagai format, seperti monograf,
jurnal, mikrofilm, bahan audio-visual, peta, realia, dan lain sebagainya.
Termasuk juga bahan literatur yang disirkulasikan serta koleksi yang
disirkulasikan. Pemilihan CL mendeskripsikan sumber daya perpustakaan secara
menyeluruh.
INDIKATOR LEVEL DALAM CONSPECTUS
Kode
|
Aras
|
Deskripsi
|
0
|
Out of
Scope (Diluar Cakupan)
|
Perpustakaan
tidak, belum, atau tidak merencanakan untuk mengoleksi bahan literatur pada
subjek tersebut, karena subjek tersebut dianggap tidak relevan dengan
kebutuhan pengguna atau di luar tujuan lembaga induk
|
1
|
Minimal Level
|
Koleksi yang
dimiliki merupakan karyakarya utama
(basicwork)
dalam suatu subjek pengetahuan. Bahan literatur tersebut akan selalu di-review
secara berkala untuk memperoleh informasi yang mutakhir, sedangkan edisi lama
akan diambil di rak.
|
1a
|
Minimal Uneven Coverage
(Aras Minimal,
Cakupan Tidak Merata)
|
Pada tingkat
ini, perpustakaan hanya memiliki bahan literatur yang terbatas pada
karya-karya utama dan tidak memperlihatkan cakupan subjek yang sistematis
|
1b
|
Minimal Level Even Coverage
(Aras
Minimal, Cakupan Merata)
|
Pada tingkat
ini perpustakaan hanya memiliki sedikit literatur-literatur pada suatu
subjek, namun memiliki sejumlah literatur inti yang ditulis oleh
pengarang-pengarang utama serta cakupan bahan literatur yang dimiliki cukup
representatif.
|
2
|
Basic Information
Level
(Aras
Informasi Dasar)
|
Perpustakaan
menyimpan koleksi yang selektif dalam rangka penyebaran disiplin ilmu atau
subjek yang bersangkutan.
Cakupan
bahan literatur antara lain :
1. Kamus
atau ensiklopedi bidang ilmu
2. Akses ke
pangkalan data bibliografi
3. Edisi
terseleksi dari karya-karya utama pada
disiplin ilmu yang bersangkutan
4.
Penelitian-penelitian penting menyangkut aspek historisnya
5. Buku
Pegangan
6.
Jurnal-jurnal ilmiah utama pda disiplin ilmu yang bersangkutan
Penekanan pada
tingkat ini adalah menyediakan bahan
literatur utama (core material) untuk mendefinisikan suatu subjek
|
2a
|
Basic
information Level (Introductory)
(Aras
Informasi Dasar, Pengantar)
|
Koleksi pada
tingkat ini mencakup bahan rujukan utama dan karya-karya yang dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut seperti :
1. Buku teks
2. Kajian
historis dari perkembangan suatu
subjek
3. Karya
umum yang berkaitan dengan topik-topik utama pada suatu subjek yang
dilengkapi dengan tabel, skema, dan illustrasi
4. Jurnal-jurnal
ilmiah terseleksi
|
2b
|
Basic
Information Level (Advance)
(Aras
Informasi Dasar, Mahir)
|
Pada tingkat
ini bahan literatur yang dimiliki hanya disediakan dalam rangka pengumpulan
informasi dasar tentang suatu subjek atau pengantar bagi mahasiswa baru Pada tahap yang lebih lanjut ini,
perpustakaan
mengoleksi bahan literatur dasar tentang subjek tertentu dengan cakupan yang lebih luas dan
lebih dalam untuk mendefinisikan dan memperkenalkan suatu subjek. Karya-karya
dasar dalam bentuk :
1. Buku Teks
2. Kajian
historis, bahan literatur rujukan berkaitan dengan topik-topik tertentu dari
suatu subjek
3.
Jurnal-jurnal ilmiah yang selektif
Informasi
dasar tahap lanjut yang disediakan untuk mendukung mata kuliah dasar
mahasiswa, di samping memenuhi kebutuhan informasi dasar bagi universitas.
|
3
|
Study/Instructional
Support Level
(Aras Pendukung Kebutuhan Instruksional
/Kajian)
|
Yang
ditekankan pada tingkat ini adalah bahan literatur yang dikoleksi
perpustakaan harus mendukung suatu disiplin ilmu. Bahan literatur yang
tersedia meliputi cakupan yang lebih luas untuk karya utama dalam berbagai
format, sejumlah bahan retrospektif yang bernilai klasik, koleksi yang
lengkap dari karya-karya penulis penting pada suatu disiplin ilmu, koleksi
terpilih untuk karya-karya penulis sekunder, jurnal-jurnal terpilih untuk
cakupan subjek, akses menuju pangkalan data CD ROM, dan bahan rujukan utama
yang berisi bibliografi yang mendukung subjek yang bersangkutan.
|
3a
|
Study or
Instructional Support Level, Introductory (Aras Pendukung Kebutuhan
Instruksional/kajian, pengantar)
|
Tingkat ini
merupakan subdivisi dari tingkat 3 yang memberikan sumber dalam rangka memelihara
cabang pengetahuan dari suatu subjek. Koleksi pada tahap ini sama dengan apa
yang tercakup pada tingkat 3 yang meliputi karya-karya utama dari suatu
bidang disiplin ilmu dalam berbagai format, bahan literatur retrospektif
klasik, jurnal-jurnal utama dari suatu subjek, akses menuju pangkalan data CD
ROM, serta bahan rujukan yang mencakup informasi bibliografi yang berhubungan
dengan bidang disiplin ilmu yang bersangkutan. Yang menjadi perbedaan dengan tingkat
sebelumnya adalah meskipun bahan literatur mendukung perkuliahan program
sarjana dan program kajian mandiri namun tidak cukup untuk mendukung program magister
|
3b
|
Study or
Instructional Support Level, Advanced
(Aras
Pendukung Kebutuhan Instruksional/Kajian, Tingkat Lanjut)
|
Pada aras
ini, koleksi mencakup bahan literatur yang dianggap memenuhi syarat
untuk memelihara suatu bidang disiplin
ilmu. Koleksi meliputi jurnal-jurnal utama dari topik-topik primer dan
sekunder dari suatu subjek, bahan literatur penting retrospektif, literatur
substantif yang memberikan kedalaman kajian untuk kepentingan riset dan
evaluas, akses menuju pangkalan data CD ROM, bahan rujukan yang berisi sumber
bibliografis utama pada suatu subjek. Pada tingkat ini, bahan literatur sudah
memadai untuk program sarjana dan magister
|
4
|
Research
Level (Aras Penelitian)
|
Pada tingkat
riset ini, perpustakaan mengoleksi bahan literatur yang tidak dipublikasikan
seperti hasil penelitian, tesis dan disertasi. Termasuk juga di dalamnya laporan
penelitian hasil penemuan baru, hasil eksperimen ilmiah, dan informasi penting
untuk kepentingan penelitian. Bahan literatur juga mencakup rujukan penting
dan monograf terseleksi, jurnal-jurnal ilmiah yang lebih luas dan beragam. Bahan
literatur lama tetap disimpan untuk kepentingan kajian historis. Tingkat ini ditujukan
untuk program doktor dan penelitian murni.
|
5
|
Comprehensive
Level
(Aras
Komprehensif)
|
Pada tingkat
komprehensif atau menyeluruh ini, bahan literatur mencakup semua koleksi yang
ada pada tingkat-tingkat sebelumnya yang tersedia dalam berbagai format serta
cakupan bahasa yang lebih luas.
|
Indikator kedalaman
koleksi mempresentasikan sebuah aras-aras yang berkelanjutan dari Basic
Information Level sampai Research Level. Perbedaan dalam tiap aras
diukur berdasarkan kualitas dan kuantitas bahan literatur. Setiap kenaikan
tingkat suatu bahan literatur akan mencakup unsur, format dan karakteristik pada aras sebelumnya. Artinya
adalah bahan literatur yang ada pada Research Level (4) mengandung
karakteristik yang tidak hanya terdapat pada aras tersebut juga mencakup
karakteristik aras-aras sebelumnya, yakni Basic Information Level (1), Study
(2), Instructional Support (3).
Penerapan Metode Conspectus
di Perpustakaan dalam Karya Tulis Ratnaningsih
Metode Conspectus
mempunyai tujuan utama yaitu untuk memfasilitasi pengambilan keputusan tentang
pengembangan koleksi dengan berdasarkan kebutuhan informasi penggguna dengan
ketersediaan dana yang dimiliki. Evaluasi bahan literatur metode conspectus
dapat menggambarkan pemetaan skala prioritas dalam hal kebijakan pengembangan
sumber daya informasi perpustakaan (Frogkou-Batsiou, 2015). Penerapan metode conspectus pernah
dilakukan oleh Fragkou, di 5 (lima) perpustakaan di Yunani khusus untuk
subjek fisika, kimia dan informatika.
Ini merupakan penerapan metode conspectus yang pertama kalinya untuk koleksi jurnal
ilmiah. Fragkou menggunakan metode conspectus sebagai alat analisis
deskriptif tentang kedalaman, keluasan, format dan kelengkapan koleksi jurnal
bidang fisika, kimia dan informatika yang mengarah pada evaluasi koleksi pada
lima perpustakaan di Yunani tersebut. Gambaran mengenai koleksi inti (core
list) adalah tujuan akhir dari penelitian oleh Fragkou. Metode conspectus
model evaluasi koleksi yang membantu penyusunan kebijakan pengembangan koleksi dapat
menjadi dasar bagi kerjasama perpustakaan yang lebih luas dalam konteks lokal,
wilayah, negara dan internasional (http:www.ifla.org/VII/s). Penerapan metode conspectus
kebanyakan dilakukan pada perpustakaan Perguruan Tinggi karena untuk mengetahui
kekuatan spesialisasi subjek, sedangkan di perpustakaan umum adalah sebagai
alat untuk menilai kekuatan koleksi perpustakaan yaitu sesuai dengan visi, misi
serta tujuan dari perpustakaan.
KESIMPULAN
1.
Penelitian
mempelajari evaluasi koleksi dengan menggunakan metode conspectus. Koleksi
yang akan dievaluasi adalah basis data Academic
Search Complete yang merupakan paket dari jurnal elektronik EBSCO yang
telah dilanggan Perpustakaan IPB sejak tahun 2009. Judul-judul Jurnal dari
basis data jurnal elektronik EBSCO akan dianalisis menggunakan sistem
klasifikasi UDC. Sedangkan Objek dalam penelitian ini adalah database jurnal
elektronik EBSCO paket Academic Search Complete yang berisi judul-judul
jurnal. Database yang dilanggan
berisi abstrak dan isi (fulltext) yang dapat diakses secara online.
Populasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bahan literature
elektronik yang berbentuk jurnal elektronik yang berjumlah 11945 judul jurnal
dari berbagai disiplin ilmu yang pada skema klasifikasi Universal Decimal
Classification (UDC) berada pada kelas 0 – 9. Sampel penelitian
menggunakan tehnik stratified random sampling. Dalam metode conspectus diperlukan evaluator untuk menilai menentukan
indikator tingkat koleksi dan cakupan
bahasa sesuai tingkatan koleksi 0-5, Evaluator yang dipilih berasal evaluator luar (dosen) sesuai bidang ilmu
terkait dan evaluator dari perpustakaan (pustakawan). Unit analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah judul jurnal pada jurnal elektronik
EBSCO. Variabel yang akan diteliti adalah distribusi golongan klasifikasi
subjek, kekuatan dan kelemahan koleksi, dan analisis bahasa.
2.
Penerapan
metode conspectus sesuai untuk mengevaluasi dan dapat dijadikan sebagai
salah satu dasar pengembangan koleksi. Metode conspectus cukup relevan
dalam upaya perpustakaan untuk membentuk koleksi inti perpustakaan dengan tetap
tidak mengabaikan kebutuhan informasi pengguna, khususnya di lingkungan
perguruan tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Frogkou-Batsiou.2005. The Conspectus Method
Application to Scientific Journals: The Case e Greek Study. http://ley/kada.physics.auth.gr/eeisfrakou.html
International
Federation Library Association and Institution. 2001. Guidelines for A
Collection Development Policy Using the Conspectus Model. http://www.ifla.org
Powell, Nancy. 1992.
WLN Collection Assessment Manual. England: Lacey, WA.
Ratnaningsih, 2012. Evaluasi Koleksi Jurnal Elektronik EBSCO
Menggunakan Metode conspectus, Thesis, Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Casinos that accept PayPal - jtmhub.com
BalasHapusThe 광주 출장샵 PayPal gambling industry is becoming 부산광역 출장샵 quite different as it has been 광주광역 출장마사지 catering to 남양주 출장안마 online gambling operators with a huge increase in 이천 출장안마 the Jul 18, 2020 · Uploaded by JDM Hub